Selasa, 21 Januari 2025

Penjaga Danau Gelap

 

cr: pinterest

Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi hutan lebat, terdapat sebuah danau misterius bernama Danau Gelap. Tidak ada yang berani mendekati danau itu karena legenda yang diwariskan turun-temurun: "Barang siapa mendekati Danau Gelap saat malam tiba, ia tidak akan pernah kembali."

Namun, seorang pemuda bernama Rana tak percaya pada legenda itu. Ia merasa cerita itu hanya dongeng untuk menakut-nakuti anak-anak. Suatu malam, dengan rasa penasaran yang menggelora, Rana membawa obor dan mendekati Danau Gelap.

Danau itu memang indah, permukaannya berkilauan diterpa cahaya bulan. Namun, suasananya begitu sunyi hingga hanya suara napas Rana yang terdengar. Saat ia hendak membungkuk untuk menyentuh airnya, sebuah suara lembut menghentikannya.

“Jangan sentuh airnya,” kata suara itu.

Rana menoleh dan melihat seorang wanita muda berdiri di tepi danau. Rambutnya panjang dan hitam, mengenakan gaun yang memantulkan cahaya seperti permukaan air. Matanya menatap Rana penuh peringatan.

“Siapa kamu?” tanya Rana, menahan napas.

“Aku penjaga danau ini,” jawab wanita itu. “Air danau ini terkutuk. Ia bisa menunjukkan keinginan terdalammu, tapi akan mengambil sesuatu yang penting darimu sebagai bayaran.”

Rana tertawa kecil. “Keinginan terdalam? Kedengarannya seperti takhayul.”

Namun wanita itu mengangkat tangannya, dan permukaan danau mulai beriak. Di tengah danau, muncul bayangan—sebuah gambaran rumah besar, ladang luas, dan Rana berdiri di sana dengan keluarga yang bahagia. Itu adalah mimpi yang selalu ia pendam, sesuatu yang tampaknya mustahil ia capai di desanya yang kecil.

“Apakah itu yang kau inginkan?” tanya wanita itu.

Rana mengangguk, matanya terpaku pada bayangan itu.

“Tapi, apa yang akan kau korbankan?” lanjut wanita itu.

Rana terdiam. Ia tak mengerti maksud wanita itu, tapi ia terlalu tergoda. Ia menengadahkan tangannya, siap menyentuh air. Sebelum ia sempat melakukannya, wanita itu memeluknya erat dan berbisik, “Jika kau mengambil jalan pintas, kau akan kehilangan apa yang sebenarnya berharga.”

Sekejap kemudian, Rana terbangun di rumahnya sendiri. Obor di tangannya padam, dan ia tidak ingat bagaimana ia bisa kembali. Namun, ia merasa sesuatu berubah.

Rana mulai bekerja keras membangun mimpinya tanpa bantuan dari apa pun yang ajaib. Tahun demi tahun berlalu, dan ia berhasil mencapai apa yang dulu ia lihat di danau—rumah besar, ladang luas, dan keluarga yang bahagia.

Pada suatu malam, saat ia memandang ke arah Danau Gelap dari kejauhan, ia tersenyum. Ia akhirnya mengerti. Penjaga danau bukanlah ancaman, melainkan pelindung, seseorang yang menjaga manusia dari godaan mengambil jalan pintas dalam hidup.


0 comments:

Posting Komentar