Selasa, 21 Januari 2025

Bunga dari Masa Depan

 

cr: pinterest

Di kota kecil bernama Orlanda, hiduplah seorang gadis bernama Mila yang gemar merawat bunga. Setiap pagi, ia menghabiskan waktu di taman belakang rumahnya, berbicara pada tanaman-tanaman yang tumbuh subur di bawah perawatannya. Namun, di sudut taman itu, ada sebuah pot tua yang selalu dibiarkan kosong.

Pot itu adalah peninggalan ibunya yang telah tiada. Mila tidak pernah punya keberanian untuk menanam apa pun di sana, seolah takut menggantikan kenangan yang tersimpan di dalamnya.

Suatu malam, hujan deras mengguyur Orlanda. Kilat menyambar, menerangi langit yang gelap gulita. Mila sedang tidur ketika tiba-tiba terdengar suara ketukan lembut di jendela kamarnya. Ia membuka tirai dan melihat seorang pria aneh berdiri di bawah hujan. Rambutnya berkilauan seperti perak, dan matanya memancarkan warna biru yang tidak biasa.

"Maafkan aku, aku tersesat," kata pria itu dengan suara lembut.

Meski ragu, Mila membukakan pintu dan mempersilakan pria itu masuk. Ia memperkenalkan diri sebagai Arven dan mengaku berasal dari tempat yang sangat jauh, namun tidak menjelaskan lebih lanjut. Yang membuat Mila heran, meski basah kuyup, pakaian Arven tampak bersih tanpa noda.

Sebagai rasa terima kasih, Arven menyerahkan sebuah biji kecil berwarna emas. "Tanamlah ini di pot yang kosong di tamanmu. Bunga ini akan mengubah hidupmu," katanya sebelum pergi dengan tiba-tiba, seperti menghilang bersama angin malam.

Keesokan harinya, Mila menanam biji itu di pot tua milik ibunya. Dalam beberapa jam saja, sebuah tunas muncul, tumbuh begitu cepat hingga menjadi bunga besar berwarna perak yang bercahaya. Setiap kali Mila menyentuh kelopaknya, ia bisa melihat sekilas masa depan—orang-orang yang ia cintai, apa yang akan terjadi, dan bagaimana ia bisa membantu mereka.

Mila menggunakan bunga itu untuk memperbaiki banyak hal. Ia membantu tetangganya menghindari kebangkrutan, memperingatkan temannya tentang bahaya yang akan datang, dan bahkan menyelamatkan seorang anak dari kecelakaan. Namun, semakin sering ia menggunakan kekuatan bunga itu, Mila merasa bunga itu semakin redup.

Hingga suatu hari, bunga itu menghilang, meninggalkan pot tua yang kosong. Di dalam pot itu, Mila menemukan sebuah pesan yang tertulis dengan tinta emas:

"Kamu telah menemukan cahaya yang sebenarnya. Masa depan ada di tanganmu, bukan di bunga ini."

Sejak saat itu, Mila menyadari bahwa kekuatan sejati tidak datang dari bunga ajaib, melainkan dari keberanian dan kasih yang ia miliki dalam dirinya sendiri.


0 comments:

Posting Komentar