Selasa, 21 Januari 2025

Hutan Tanpa Bayangan

 

cr: pinterest

Di pinggiran sebuah desa kecil, ada sebuah hutan yang dikenal sebagai "Hutan Tanpa Bayangan." Penduduk desa mengatakan bahwa siapa pun yang masuk ke dalamnya akan kehilangan bayangan mereka dan tidak pernah kembali.

Namun, seorang gadis pemberani bernama Suri tidak percaya pada cerita itu. Ia selalu penasaran dengan misteri hutan itu. Pada suatu malam bulan purnama, dengan hanya membawa lentera kecil, Suri memberanikan diri memasuki hutan yang gelap dan sunyi.

Saat ia melangkah lebih dalam, Suri menyadari sesuatu yang aneh—bayangannya perlahan memudar hingga akhirnya benar-benar menghilang. Meskipun begitu, ia tidak merasa takut. Rasa penasaran membawanya terus berjalan, hingga ia tiba di sebuah area terbuka yang dipenuhi pohon-pohon besar yang bersinar lembut seperti dihiasi cahaya bintang.

Di tengah area itu, berdiri seorang pria tua dengan jubah panjang. Wajahnya penuh keriput, namun matanya memancarkan cahaya yang lembut.

“Kau adalah manusia pertama yang sampai di sini dalam seratus tahun,” kata pria itu sambil tersenyum.

“Siapa kau?” tanya Suri.

“Aku adalah Penjaga Bayangan,” jawab pria itu. “Hutan ini adalah tempat di mana bayangan yang hilang berkumpul. Mereka adalah kenangan, ketakutan, dan bagian dari diri manusia yang ingin dilupakan.”

Suri terkejut. “Jadi, bayanganku ada di sini?”

Pria itu mengangguk. Dengan satu gerakan tangan, ia memanggil bayangan Suri yang muncul di hadapannya. Bayangan itu tampak seperti cermin, memantulkan segala sesuatu yang pernah Suri hindari—kesalahan yang ia buat, rasa takut yang ia pendam, dan keputusan yang ia sesali.

“Apakah kau siap menerima bayanganmu kembali?” tanya pria itu.

Suri menatap bayangannya dengan mata berkaca-kaca. Ia menyadari bahwa selama ini, ia selalu mencoba melupakan bagian-bagian dirinya yang ia anggap lemah. Namun, tanpa bayangan itu, ia merasa tidak utuh.

“Aku siap,” jawab Suri tegas.

Bayangan itu perlahan menyatu kembali dengan tubuhnya. Saat itu, Suri merasa hangat, seolah bagian dirinya yang hilang kembali utuh.

Pria tua itu tersenyum. “Kau telah belajar bahwa bayangan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Mereka adalah bagian dari dirimu, sama pentingnya dengan cahaya yang kau miliki.”

Saat Suri melangkah keluar dari hutan, ia menyadari bahwa dunia terlihat lebih indah. Ia tidak lagi takut menghadapi masa lalunya, karena ia tahu bahwa bayangan itu adalah pengingat untuk terus berjalan ke arah yang lebih baik.

Sejak saat itu, Suri menjadi seorang yang lebih bijaksana, mengajarkan orang-orang di desanya untuk tidak takut pada sisi gelap mereka sendiri. Hutan Tanpa Bayangan tetap berdiri, tetapi tidak lagi menjadi tempat yang menakutkan—melainkan tempat di mana orang-orang belajar menerima diri mereka sepenuhnya.


0 comments:

Posting Komentar