Selasa, 21 Januari 2025

Jam Pasir Terakhir


cr: pinterest

Di sebuah kota kecil yang penuh dengan hiruk-pikuk, ada sebuah toko tua di ujung gang sempit bernama "Toko Waktu." Tidak ada yang tahu pasti kapan toko itu berdiri, namun orang-orang percaya bahwa toko itu bisa menjual waktu—waktu yang hilang, waktu yang diinginkan, atau bahkan waktu yang tak pernah ada.

Suatu hari, seorang pria bernama Banyu, yang hidupnya penuh penyesalan, memutuskan untuk mengunjungi toko tersebut. Ia telah kehilangan segalanya—keluarganya, pekerjaannya, dan harapannya—karena kesalahan yang ia buat di masa lalu.

Ketika ia membuka pintu toko, sebuah lonceng kecil berdenting, dan seorang lelaki tua dengan janggut putih menyambutnya. Di dalam toko, rak-rak penuh dengan jam pasir, masing-masing bersinar dengan cahaya keemasan.

“Apa yang bisa kubantu?” tanya lelaki tua itu dengan suara lembut.

“Aku ingin kembali ke masa lalu,” jawab Banyu tanpa ragu. “Aku ingin memperbaiki semua kesalahan yang telah kulakukan.”

Lelaki tua itu tersenyum tipis dan mengambil sebuah jam pasir kecil dari rak. “Ini adalah jam pasir waktumu. Kau bisa memutar balik waktumu sejauh satu hari, satu minggu, atau bahkan bertahun-tahun. Tapi ada syaratnya: waktu yang kau beli akan diambil dari waktu hidupmu yang tersisa.”

Banyu tertegun. Ia memandang jam pasir itu, melihat butiran pasir yang bergerak perlahan di dalamnya. “Berapa lama waktuku tersisa?” tanyanya.

Lelaki tua itu menggeleng. “Tidak ada yang tahu pasti. Kau harus memutuskan sendiri apakah kau ingin mengambil risiko itu.”

Dengan hati yang berat, Banyu memegang jam pasir itu dan berbisik, “Aku ingin kembali sepuluh tahun lalu, saat aku masih bersama keluargaku.”

Lelaki tua itu mengangguk, dan dalam sekejap, Banyu merasakan dunianya berputar. Ketika ia membuka matanya, ia berada di rumah lamanya, melihat istrinya tersenyum dan anak kecilnya yang sedang bermain di ruang tamu. Hatinya dipenuhi rasa bahagia, tapi ia tahu ini hanyalah awal dari kesempatan kedua.

Banyu memperbaiki segalanya. Ia menjadi suami dan ayah yang lebih baik, membuat keputusan yang bijak, dan menghindari semua kesalahan yang dulu menghancurkan hidupnya. Namun, setiap malam, ia memikirkan harga yang harus ia bayar.

Sepuluh tahun kemudian, ia kembali ke toko itu. Lelaki tua itu masih di sana, tersenyum seperti sebelumnya.

“Aku telah memperbaiki semuanya,” kata Banyu. “Tapi, berapa banyak waktu hidupku yang tersisa?”

Lelaki tua itu menunjuk ke sebuah jam pasir di rak. Pasir di dalamnya hampir habis, hanya tersisa beberapa butir yang perlahan jatuh.

Banyu tersenyum. “Aku tidak menyesal. Setiap detiknya aku gunakan dengan baik.”

Ketika butiran pasir terakhir jatuh, Banyu menghilang. Lelaki tua itu mengambil jam pasir kosongnya dan menyimpannya di rak bersama yang lain, sambil berbisik, “Setiap waktu adalah milikmu. Gunakanlah dengan bijak.”


0 comments:

Posting Komentar