Selasa, 04 Februari 2025

Hutan Berbisik

 

cr: pinterest

Di pinggir sebuah desa kecil, terdapat hutan yang oleh penduduk setempat disebut sebagai "Hutan Berbisik". Konon, hutan itu bukan hanya rumah bagi pepohonan tua dan binatang liar, tetapi juga menjadi tempat tinggal makhluk-makhluk gaib yang hanya bisa didengar jika kau benar-benar percaya.

Lana, seorang gadis berumur 13 tahun, selalu penasaran dengan cerita itu. Sejak kecil, ia sering mendengar desas-desus bahwa jika kau masuk ke tengah hutan saat bulan purnama, kau bisa berbicara dengan suara hutan dan mengajukan satu permintaan.

Suatu malam, ketika bulan bersinar terang di langit, Lana memutuskan untuk pergi ke hutan. Ia membawa lentera kecil dan sebuah buku kosong, berharap jika ia bertemu sesuatu, ia bisa mencatat semuanya.

Semakin dalam ia melangkah, suara-suara hutan mulai berubah. Bukan hanya suara angin yang menggerakkan daun, tetapi bisikan lembut yang memanggil namanya.

“Lana… Lana…”

Gadis itu berhenti dan melihat sekeliling, namun tak ada siapa pun. Namun, anehnya, ia tidak merasa takut.

“Siapa di sana?” tanyanya dengan suara gemetar.

Dari balik pohon besar, muncul sesosok makhluk kecil bersinar, mirip peri dengan sayap transparan. Wajahnya manis, namun sorot matanya penuh kebijaksanaan.

“Kau telah datang pada malam yang tepat,” kata makhluk itu dengan suara melodius. “Apa yang kau cari, Lana?”

Lana terdiam sejenak, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Namun, ia memutuskan untuk jujur. “Aku ingin tahu rahasia Hutan Berbisik. Kenapa tempat ini begitu istimewa?”

Makhluk kecil itu tersenyum. “Hutan ini istimewa karena mendengar harapan setiap makhluk yang melewati batasnya. Tapi hanya mereka yang benar-benar percaya yang dapat memahami rahasia kami.”

Tiba-tiba, udara di sekitar mereka dipenuhi cahaya-cahaya kecil. Ratusan makhluk serupa muncul, mengelilingi Lana. Mereka menari di udara, menciptakan pola-pola indah.

“Kami adalah Penjaga Harapan,” lanjut sang makhluk. “Setiap pohon di sini menyimpan harapan dari seseorang di dunia ini. Jika kau menanam harapanmu di sini, ia akan tumbuh dan menjadi bagian dari kekuatan alam.”

Lana merasa takjub. “Apakah aku bisa menanam harapanku?”

“Tentu saja. Tapi ingat, harapanmu harus murni dan tulus.”

Lana memejamkan mata dan memikirkan satu hal yang benar-benar ia inginkan: kebahagiaan untuk semua orang di desanya. Ia membayangkan senyum mereka, tawa mereka, dan kehidupan yang damai.

Ketika ia membuka mata, sebuah benih kecil berkilau ada di tangannya. Dengan hati-hati, ia menanam benih itu di tanah. Cahaya dari benih itu menyebar, membuat seluruh hutan bersinar seperti siang hari.

“Harapanmu akan tumbuh kuat,” kata sang Penjaga Harapan. “Dan ingat, Lana, setiap harapan yang tulus akan selalu menemukan jalannya.”

Ketika fajar tiba, Lana kembali ke desanya. Hutan di belakangnya tampak seperti biasa, tetapi di dalam hatinya, ia tahu rahasia besar telah ia pelajari. Dan sejak hari itu, kehidupan di desa kecil itu berubah—lebih damai, lebih penuh cinta, seolah-olah harapan Lana benar-benar tumbuh dan menguat.


1 comments:

  1. Alur ceritanya ringan, bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami oleh pembaca

    BalasHapus