Rudi adalah seorang supir taksi online yang sering mengambil penumpang hingga larut malam. Suatu malam, sekitar pukul 2 pagi, ia menerima pesanan dari seorang wanita di jalan sepi dekat pemakaman kota.
Ketika ia tiba, wanita itu sudah berdiri di tepi jalan, mengenakan gaun putih panjang. Wajahnya tertutup rambut, dan ia bergerak dengan lamban sebelum akhirnya masuk ke mobil.
“Ke mana, Bu?” tanya Rudi sambil melihat kaca spion.
“Ke rumah,” jawab wanita itu dengan suara pelan.
Rudi merasa ada sesuatu yang aneh, tapi ia tidak ingin bersikap kasar. Ia mulai menyetir, mencoba mengabaikan rasa tidak nyaman yang mulai merayap di punggungnya.
Sepanjang perjalanan, wanita itu tetap diam. Namun, semakin lama, Rudi merasa udara di dalam mobil menjadi dingin. Ia melirik kaca spion dan terkejut—wanita itu sekarang duduk dengan kepala tertunduk, tangannya mencengkeram gaunnya erat, seolah sedang menahan sesuatu.
Ketika Rudi melewati tikungan, ia mendengar suara pelan dari bangku belakang.
“Pak... Jangan lihat ke belakang.”
Jantung Rudi hampir berhenti.
Ia mencengkeram setir lebih kuat. Kakinya gemetar di pedal gas. Ia menatap lurus ke depan, mencoba fokus.
Namun, rasa ingin tahu menguasainya. Perlahan, ia melirik kaca spion lagi.
Wanita itu sekarang menatapnya langsung. Matanya kosong, wajahnya pucat membiru, dan mulutnya terbuka lebar seakan berteriak, meski tanpa suara.
Lampu di jalan tiba-tiba padam.
Mobil ditemukan keesokan harinya, menabrak pohon di tepi jalan. Kursi pengemudi kosong.
Namun, setiap malam, ada laporan dari pengemudi lain bahwa mereka melihat sebuah taksi dengan mesin menyala, berhenti di dekat pemakaman. Jika seseorang cukup berani untuk melihat ke dalam… mereka mungkin akan menemukan sosok yang duduk diam di bangku belakang, menatap mereka melalui kaca spion.
0 comments:
Posting Komentar